Jumat, 15 Juli 2016



Berhati-hatilah bilang bertemu dengan Nenek- Nenek dijalan, Karna kamu bisa mengalami hal ini...!!




Malam itu aku hanya sedang pergi ke sebuah pasar malam, akupun akhirnya berhenti untuk membeli kue pukis. Tak jauh dari tempat pedagang pukis tersebut, tiba-tiba seorang teman menghampiri dan menyapaku. Ia nampak datang bersama dengan Neneknya. Aku memberi salam pada Nenek dan ia  belum juga melepaskan tangannya. Wah ini cukup menyedihkan pikirku. Tinggi Nenek temanku itu sekitar 146 cm, aku menatap matanya saat ia berbicara denganku, garis-garis diwajahnya, tangan yang sudah keriput, rambut yang telah memutih. Ia tersenyum, senyuman yang mengatakan bahwa ia telah melewati setiap perihal kehidupan dan telah hidup lebih lama dariku. Nenek temanku berkata “jangan pulang, sebelum cobalah semuanya” aku hanya tertawa mendengar ucapan tersebut.

Temanku sering bercerita tentang Neneknya,  tentang Nenek yang kadang suka mengomelinya dan suka mengomentari banyak hal. Namum saat melihat mereka secara langsung, mereka sepertinya sangat dekat satu sama lain dan aku tahu mereka saling menyayangi lebih dari yang bisa mereka katakan.

Mereka berpamitan untuk melanjutkan perjalanan, tapi aku tidak bisa berhenti untuk terus menatap sang Nenek hingga aku tak melihat punggungnya yang mulai menjauh. Aku hampir meneteskan air mataku, semua itu mengingatka akan Nenekku yang telah kembali ke Sang Pencipta. Potongan rambutnya yang sebahu, aku ingat saat memotong rambut Nenek sependek itu. Aku ingat masakannya yang enak atau bertapa manja dan kadang mengesalkan Nenek, tapi jujur saja aku sangat  merindukannya. Satu hal yang kusesali adalah karna tak sempat mengatakan bahwa seperti apapun dia, aku selalu menyayangimu bahkan sejak aku duduk di Sekolah Dasar.

Kita mungkin  tak  bisa memilih Nenek seperti apa yang ingin kita miliki, nenek kita juga kadang sering mengesalkan. Ia suka mengomel, mudah salah paham namun juga sangat lucu. Tanpa kita sadari ia sering mengkhwatirkan kita, ia sering berbuat yang aneh aneh supaya kita membagi waktu hanya untuk menemaninya minum secangkir teh dan beberapa potong biskuit sambil becanda. Jika kamu masih bisa melihat Nenekmu dirumah dengan segala tingkah aneh dan lucunya, bersyukurlah. Sebab ia adalah Anugerah, yang mewarnai sebagian kisah hidup kita......
 
           
            “Segala yang baik bagimu yang jauh disana” salam sang cucu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar